Cerita Kota

Fikry Alfatih: Desainer Huruf Perancang "Arus Kapuas"

28 Oktober 2025

75 views

Kontributor :
Dhiah Wiyarsih
@dhivvysh
Kontributor :
Dhiah Wiyarsih
@dhivvysh

CERITA KOTA | Jika orang-orang mengenal Plus Jakarta Sans sebagai identitas baru Jakarta, kini waktunya bertemu dengan Arus Kapuas. Sebuah kado visual, kolaborasi Rectotype dan Pontinesia untuk merayakan Hari Jadi ke-254 Pontianak.

Desainernya adalah Fikry Alfatih, pemuda 32 tahun yang kini memiliki brand studio desain bernama Rectotype. Ayah dari dua anak ini juga mengajar desain grafis di Sekolah Menengah Atas Islam Terpadu (SMAIT) di Pontianak, serta membantu sang istri dalam mengelola usaha souvenir.

Kisahnya dimulai dari ketertarikannya terhadap huruf dan tipografi di tahun 2016. Fikry mulai mengikuti komunitas hand-lettering, serta membuat komunitas desain kecil-kecilan yang diberi nama Muslim Designer Community.

Pandemi memberikan dorongan lebih bagi Fikry untuk mengambil langkah besar. Ditambah dengan keluarga yang selalu mendukung langkahnya dalam berkarya, ia pun mulai fokus dalam meniti karirnya sebagai desainer huruf.

“Saya yang sebelumnya udah ada bekal ilmu tipografi dan lettering, mikir gimana caranya karya ini bisa jadi passive income juga, akhirnya saya belajar bikin font sendiri. Dari situlah saya mulai mendalami dunia typeface dan font, sampai sekarang bikin studio sendiri,” ujar Fikry.

Font pertama yang dibuat kala itu merupakan hasil percobaan dari ilmu yang ia dapatkan dari Workshop online dan YouTube. Perlahan namun pasti, Fikry bertekad untuk terus mengasah kemampuannya dalam pembuatan typeface. Kini, Fikry telah merilis sekitar 60 font di lokapasar dan situs Rectotype, mencakup versi gratis, berbayar, hingga pesanan khusus.

Fikry percaya desainer huruf asal Indonesia sudah bisa bersaing di ranah internasional. Kesadaran terhadap pentingnya font untuk branding bagi perusahaan di  Indonesia berhasil menciptakan pasar bagi font-font lokal. Platform digital seperti Instagram, Behance, atau marketplace font membuka jalan bagi para desainer untuk menunjukkan karya mereka, baik ke dalam negeri maupun sampai luar negeri.

Ditambah dengan pengaruh komunitas, tampaknya mampu memberikan ruang belajar dan tampil bagi mereka yang baru terjun ke dunia desain huruf dan tipografi. 

“Dari komunitas, kita bisa saling belajar, dapat masukan, dan semangat buat terus berkembang. Seperti waktu saya gabung di Khatulistangan, banyak banget insight soal lettering dan bentuk huruf yang gak bakal saya dapat sendirian.”

Bagi Fikry, tantangan terbesarnya kini sebagai desainer huruf sekaligus pembuat konten adalah menjaga konsistensi dan membagi waktu. Meski begitu, paksaan dari keinginan untuk mengedukasi lewat konten yang ia unggah, justru mendorongnya untuk terus belajar dan berkembang. 

Ia juga melihat peluang karir di bidang tipografi digital bagi anak muda Pontianak masih terbuka luas, mulai dari desain grafis, branding UI/UX, hingga memasarkan font orisinil ke pasar global.

Sebagai warga Kota Pontianak, Fikry menyiapkan hadiah kecil berupa font khusus yang bertemakan Khatulistiwa. Berkolaborasi dengan Pontinesia, Fikry berencana meluncurkan font bernama “Arus Kapuas” sebagai bentuk kontribusinya dalam perayaan Hari Jadi Kota Pontianak.

Font Arus Kapuas ini terinspirasi dari Sungai Kapuas, sungai terpanjang di Indonesia dan jadi simbol kehidupan masyarakat Kalimantan Barat, khususnya Pontianak. Konsepnya menggambarkan bagaimana huruf bisa mengalir namun terarah dengan garis lengkung di ujung huruf, tapi tetap tampak profesional,” jelas Fikry.

Melalui kolaborasi kali ini, Fikry berupaya memperlihatkan bahwa Pontianak memiliki potensi besar dalam ranah desain dan tipografi. Font Arus Kapuas menjadi representasi bagaimana semangat dan kreativitas anak muda bisa terus mengalir, membawa karyanya ke ranah yang lebih luas.

Harapannya, font tersebut tak hanya menjadi karya visual, tetapi juga sebagai bentuk harmonisasi dari perpaduan antara identitas lokal Pontianak dengan kehidupan global yang modern. (*)

Unduh Arus Kapuas di sini!

Ikuti terus cerita Pontinesia, dari Pontianak makin tahu Indonesia!




Top